Kosmologika Gerakan Mahasiswa
Oleh:Anak Asuh el-Hatta
Mahasiswa dengan segala potensi dan kelebihan kesempatan yang telah dimilikinya memiliki banyak peran strategis di masyarakat. Memahami kembali gerakan mahasiswa yang akan penuh tantangan dan tanggung jawab lebih kedepannya. Idealisme mahasiswa yang dibangun dengan dasar intelektualitas, integritas, dan kepedulian terhadap masyarakat menuntut mahasiswa untuk bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Ada realitas yang menunjukkan tidak semua mahasiswa memiliki ketersadaran dan keterlibatan dengan gerakan mahasiswa. Hal ini disebabkan mahasiswa Indonesia terhinggapi virus pragmatisme dan apatisme dan lain lain atau sebuah Sistem pendidikan yang berlaku cenderung mendukung tersebarnya virus pragmatisme dan apatisme karena sepertinya hanya membentuk mahasiswa yang pintar dan terampil serta berorientasi kerja untuk memenuhi permintaan pasar. Mahasiswa saat ini bisa dikatakan unggul dalam hal intelektualitas dan akademik akan tetapi perlu reformasi pemahaman lebih terkait moral dan politik. Karena bagaimanapun sebagai sebagai seorang first class citizen , permasalahan moral dan politik seharusnya sudah menjadi santapan sehari-hari yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan.
Oleh karena itu, Dibutuhkan sebuah rekayasa sosial yang konseptual dan sistematis untuk melakukan pencerahan moral dan politik terhadap mahasiswabuah Militansi Gerakan sehingga mereka menyadari tanggung jawabnya yang bukan sekedar tanggung jawab akademis, namun juga sebuah tanggung jawab sosial, tanggung jawab moral, tanggung jawab politis serta tanggung jawab kesejarahan Masyarakat luas. Keseluruhan tanggung jawab tersebut inheren dalam diri mahasiswa seiring berubahnya status dan identitas menjadi mahasiswa. Keseluruhan tanggung jawab tersebut merupakan konsekuensi identitas mahasiswa.
Organisasi gerakan mahasiswa ekstra kampus yang seringkali mendominasi lembaga intra kampus memperlihatkan afiliasi yang bisa dirasakan terhadap parpol tertentu. Bahkan, seperti diungkapkan Abdul Gaffar Karim (2009), afiliasi tersebut semakin tidak disangkal oleh gerakan mahasiswa. Meskipun, afiliasi memang masih menimbulkan pertanyaan. Apakah "pengakuan" tersebut didasarkan pada kalkulasi politik jangka panjang yang matang, atau hanya sekadar impuls kegairahan mahasiswa semata.
Soe Hoek-Gie pernah mengatakan bahwa gerakan mahasiswa adalah gerakan moral. Ia selayaknya sheriff, muncul ketika timbul kekacauan, dan segera menghilang setelah kekacauan mereda. Artinya, kecendurungan gerakan mahasiswa yang terjun ke dalam politik praktis harus diubah.
Gerakan Moral Mahasiswa adalah sebuah gerakan yang berlandaskan hati dan idealisme serta sebuah Idiologi untuk membela dan memperjuangkan hak-hak masyarakat yang tidak tertunaikan oleh pemerintah yang ada.Hal yang paling mendasar yaitu Hak pendidikan layak, murah dan terjangkau, hak kesehatan yang setara, pelayanan hukum yang adil tanpa memandangdan pelakunya dan tidak memihak, apresiasi politik yang berkualitas, pekerjaan yang layak, kemampuan mendapatkan informasi yang sesuai serta hak asasi manusia. Disinilah peran mahasiswa untuk memperjuangkan kepentingan layak dengan di awali proses kajian yang akan meningkatkan daya kritis mahasiswa, lalu dilanjutkan dengan aksi seperti advokasi, menekan kebijakan pemerintah, meng-empower masyarakat dengan pengabdian masyarakat, serta mengusulkan alternatif solusi yang pro-rakyat. Perlu diyakini oleh mahasiswa bahwa dengan idealisme kita yang pro-rakyat, maka kita akan bisa mencari dan menemukan solusi yang secara akademis-logis bisa mendukung rakyat.
Mahasiswa diharapkan mampu membimbing masyarakat menuju kemapanan dan kesejahteraan. Kekuatan hati nurani dapat menjadi sebuah energy yang membuat gerakan mahasiswa berjalan secara berkelanjutan dan konsisten.
Gerakan politik yang di usung oleh mahasiswa adalah gerakan politik nilai, artinya suatu gerakan politik yang berbasis kebenaran ilmiah dan tidak memandang siapapun yang berkuasa. Selama pemerintahan yang ada melakukan kesalahan, maka mahasiswa wajib memberikan kritik dan saran untuk perbaikan kedepannya. Bisa dikatakan pula bahwa mahasiswa adalah oposisi konstruktif abadi. Dengan berbekal pengetahuannya, seharusnya mahasiswa juga mampu membuat pemerintah tandingan dalam arti memberikan pandangan gagasan dan ide yang bisa dijalankan menurut versi mahasiswa.
Dalam gerakan politik nilai mahasiswa bersifat independen, dimana mahasiswa juga tetap harus melakukan gerakan extra parlementer yang menuntut mahasiswa untuk tidak masuk ke dalam system pemerintahan. Gerakan ini memainkan perannya sebagai social control dan social pressure terhadap pemerintahan yang ada. Segala tindakan aksi dan lainnya didasari oleh nilai yang jelas dan bisa terbukti secara ilmiah.
Bagaimanapun tugas inti mahasiswa adalah mengoptimalkan segala potensi dan kesempatan yang ada untuk meningkatkan kapasitas diri maupun peran. Menjadi kapasitas diri bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas masyarakat. Menjadi pembelajar sejati, senantiasa mengambil pelajaran dari segala hal yang terjadi di dalam kehidupan agar kita memiliki kedewasaan dalam berpikir dan bertindak melebihi usia biologis kita. Dengan itu diharapkan mahasiswa siap menjadi pemimpin di masa yang akan datang.
*** Bergerak atau Tertindas